Selama ini kita lebih sering mendengar atau familiar dengan otak kiri dan otak kanan. Otak kiri dimana berperan pada logika, pembelajaran bahasa, angka, tulisan, dan hitungan. Sedangkan otak kanan berperan pada daya kreatifitas, imajinasi dan lainnya. Otak tengah (Mesencephalon), berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri, dan selain itu juga berfungsi sebagai keseimbangan. Otak tengah juga yang mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Fungsi dari otak tengah dimana dalam keadaan tertidur dapat berkembang secara maksimal.
Pada penelitian kedokteran, otak tengah berhubungan
dengan frekuensi gelombang otak (alpha hingga tetha) yang dikenal bisa
mengondisi tubuh manusia menjadi rileks dan nyaman.
Otak tengah juga diyakini sebagai perkembangan
pertama dalam petumbuhan janin, yang merupakan bagian terkecil dari otak
yang berfungsi seperti ” Stasiun Relai ” untuk informasi pendengaran
dan penglihatan. Otak tengah juga berperan untuk meningkatkan kemampuan mengasihi orang lain.
Otak tengah dapat diaktifkan secara ” manual ”
ataupun alami. Orang2 yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya
disebut orang2 dengan kemampuan luar biasa, misalnya tuna netra yang
bisa melihat, dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami.
Bila otak tengah diaktifkan, daya konsentrasi akan meningkat,
kemampuan fisik berkembang, otak kanan dan kiri seimbang, ada
keseimbangan hormon, dan daya intuisi meningkat.
Ada efek ajaib dari aktivasi otak tengah, misalnya bisa mendeteksi penyakit, menerima sinyal firasat, memprediksi masa mendatang, menebak kartu, mewarnai tanpa melihat, dan sebagainya.
Adanya penemuan baru di dunia psikologi, yaitu dapat berhasil mengaktifkan otak tengah (midbrain)
anak-anak, misalnya melalui Metode Belajar Midbrain, karena setelah
diaktifkan, midbrain akan mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan
dan bereaksi terhadap benda2 di luar.
Training aktivasi otak tengah efektif untuk usia anak 5 – 15 tahun,
yang biasa dilakukan dengan Metode Belajar Menutup Mata, untuk membantu
anak2 memasuki kondisi terbimbing midbrain. Sehingga mereka dapat
secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri, serta
mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu
anak lebih fokus/konsentrasi, setelah terbiasa tidak
perlu lagi menutup mata juga dapat menggunakan otak tengah/midbrain dan
terjadi keseimbangan antara otak kanan dan kirinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar